Minggu, 22 Juli 2012

HIDUP DALAM KELIMPAHAN

Kejadian 2:1-25

“Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan segenap hasil pertama dari segala penghasilanmu,”

( Amsal 3:9 )
Ada anggapan di antara orang percaya bahwa hidup dalam kelimpahan atau kemewahan adalah hidup dalam dosa. Bahkan ada orang percaya yang terkesan sangat berhati-hati dalam hidupnya dan mencurigai kekayaan. Mereka berpikir bahwa kekayaan adalah sesuatu yang harus dihindari, sesuatu yang harus terus diwaspadai. Alangkah bodohnya sikap seperti itu.
      Ketika Allah menciptakan manusia, Dia juga menyediakan segala sesuatu  yang berguna untuk manusia sehingga dapat hidup dan
berkarya di muka bumi ini. Dia memberikan manusia banyak tumbuh-tumbuhan sebagai sumber makanan, Allah juga menempatkan manusia di suatu tempat yang sangat baik untuk dijadikan tempat tinggal manusia, yaitu taman Eden. Bahkan Allah mengatur pengairan di tanah itu dengan membuat sungai yang bercabang empat mengairi taman Eden itu. Dalam cabang-cabang sungai tersebut ada yang menyimpan emas dan ada juga terdapat batu krisopas. Emas adalah logam mulia dan batu krisopas adalah batu permata, keduanya barang mewah yang harganya sangat mahal. Dan Allah yang menciptakan dan menyediakan emas dan batu krisopas bagi manusia untuk dipergunakan.Jika Allah tidak menghendaki menikmati dan merasakan keuntungan dari emas dan batu permata tersebut pastilah Allah tidak akan menempatkan itu di tempat manusia berada.
            Tetapi yang patut kita ingat dan perhatikan bahwa semua kemewahan dan kekayaan bukanlah menjadi hal yang utama dalam kehidupan kita. Jika kita dipercayakan Allah dengan segala kelimpahan dalam kekayan dan kemewahan, itu berarti kita harus mempergunakannya untuk memuliakan Allah. Kita harus melayani TUHAN dengan seluruh harta kekayaan kita. Lewat kelimpahan kita memberkati yang lain sehingga nama TUHAN dipermuliakan. Tetapi kalaupun kita dipercayakan hidup dalam kesederhanaan, kita dapat melayani TUHAN dengan segala kesederhanaan kita.
            Muliakan TUHAN dalam segala keberadaan kita, baik dalam kelimpahan maupun dalam kesederhanaan.
(Donny Dyonn Wotulo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar